Sabtu, 13 Februari 2016

Selayang Pandang Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Sidrap



SELAYANG PANDANG
PONDOK PESANTREN AL URWATUL WUTSQAA
BENTENG SIDENRENG RAPPANG

Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa adalah merupakan pesantren tertua dan terbesar di kabupaten Sidenreng Rappang. Pesantren ini didirikan oleh salah satu Ulama Kharismatik dari Sidenreng Rappang yaitu Anregurutta KH. Abd. Muin Yusuf bersama istri tercinta Hj. Sitti Badariah bin Syeikh Jamal Padelo pada tahun 1974.
Anrengurutta KH. Abd. Muin Yusuf dilahirkan di Rappang pada 21 Mei 1920. Gurutta adalah anak ketiga dari pasangan H. Muh. Yusuf (Pammana Wajo) dengan A. Khatijah (Rappang Sidrap). Dan menghadap kehadirat Allah SWT pada tanggal 23 Juni 2004 dalam usia 83 tahun.
Namun sebelum Gurutta mendirikan Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Beliau rutin mengadakan pengajian-pengajian sebagai bentuk pengembangan ajaran agama Islam. Dan Gurutta juga mengasuh pendidikan yang ada di Rappang yang pada awalnya didirikan oleh Syeikh Jamal Padaelo. Pada saat terjadinya gerakan DI/TII Gurutta pun memilih untuk bergabung dengan Kahar Muzakkar masuk hutan. Dan setelah keluar dari DI/TII Gurutta pun memilih untuk mendirikan sebuah Pesantren dan inilah yang merupakan cita-cita besar beliau.
Benteng dahulunya merupakan nama dari sebuah dusun dan desa kecil yang masuk dalam wilayah Kec. Baranti Kab. Sidrap.  Letaknya sekitar 3 KM dari Rappang. Ada cerita rakyat yang beredar tentang penamaan Benteng ini, konon katanya Benteng ini adalah merupakan tempat atau lokasi dimana pasukan Belanda berkumpul dalam penjajahannya di Bumi Nene Mallomo pada saat itu, namun bangunan Benteng yang sering kita temui di wilayah-wilayah lain tidak bisa kita jumpai di kampung ini.
Niat Gurutta untuk mendirikan Pesantren di Benteng tidak serta merta karena penunjukan, namun Gurutta mendapatkannya dari Petunjuk Allah SWT, karena banyaknya daerah yang meminta Gurutta untuk dijadikan lokasi pembangunan Pesantren.
Benteng sempat dikenal sebagai tempat yang sangat angker dan mempunyai penduduk yang jauh dari tuntunan ajaran agama Islam. Namun sejak kedatangan Gurutta dalam membina pesantren dan masyaarakat secara bertahap pola kehidupan masyarakat sudah berubah dan semakin baik dan prilaku keagamaannya semakin baik.
Awal mula kegiatan Gurutta dalam pembinaan Pesantren hanya memiliki lahan yang seadanya yaitu 20x40 m2 yang ditandai dengan jumlah santri sebanyak 40 orang pada tahun 1974.
Tentu saja dakwah Gurutta tidak begitu saja memperoleh sambutan abik dari penduduk setempat. Tantangan dan rintangan yang tidak ringan dari penduduk setempat datang silih berganti. Dan bukan hanya Gurutta namu para santri pun terkadang mendapatkan tekanan-tekanan dari luar.
Dalam beberapa tahun setelah berdirinya Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa semangat masyarakat sangat tinggi karena cara gurutta menyentuk lapisan masyarakat sangat toleran, komunikatif, terbuka dan tidak fanatik terhadap satu golongan, sehingga Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa pada berdirinya tidak mengatasnamakan satu golongan, sehingga semua golongan bisa menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa.
Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa yang saat ni dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa mengembangkan beberapa unit penddiikan formal dan non formal.
I.                   Formal
a.       Taman Kanak-Kanak Al Urwatul Wutsqaa
b.      Program Salafiyah Wustha                      
c.       Madrasah Tsanawiyah
d.      Madrasah Aliyah
II.                Non Formal
a.       Tahfidzul Qur’an
b.      Building Karakter
c.       Bela Diri
d.      Olah Raga
e.       Kesenian
Di masa-masa awal berdirinya pola pendidikan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa masih menerapkan pola pendidikan klasikal, sampai pada saat Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa mendapatkan pengakuan persamaan dengan sekolah umum barulah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa menerapkan keseimbangan pendidikan umum dengan pendidikan agama. Tanpa meninggalkan pengajaran Kitab Kuning yang merupakan ciri khas sebuah pesantren.
Selain pelajaran mengenai pengetahuan Agama Islam, Ilmu Syariat dan Bahasa Arab, pelajaran umum juga ditambahkan dan dimasukkan dalam proses pembelajaran di pesantren Al Urwatul Wutsqaa. Pesantren Al Urwatul Wutsqaa telah banyak memberikan konstribusi dan sumbangsan kepada masyarakat luas baik terutama dalam dunia pendidikan Islam.
Dalam perjalanannya Pesantren Al Urwatul Wutsqaa hingga kini tealh mengalami 3 kali periode kepemimpinan yaitu :
I.              Anregurutta KH. Abd. Muin Yusuf      : 1974 - 2000
II.           KH. Imran Kuba Anwar, Lc.                : 2000 - 2012
III.        KH. Muh. Asri Kasman, Lc.                 : 2012 – sekarang.
Sebagai pesantren tradisional. Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa pada awalnya kelahirannya telah mampu menunjukkan peranannya di Kab. Sidrap dan sekitarnya yang telah menelurkan ribuan santri dan telah menyebar ke lapisan masyarakat mengembangkan agama yang telah mereka dapatkan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa.
Seiring dengan perjalananya waktu, Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa mengalami pasang surut, terbukti pada saat tahun 2000 ketika Gurutta jatuh sakit dan tahun 2004 dipanggil kehadirat Allah SWT, jumlah santri yang sangat kurang.
Sebelum Gurutta wafat, tonggak pimpinan Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa diamanahkan kepada Cucu Gurutta KH. Imran Muin Yusuf, Lc. M.Hi. yang sengaja Gurutta persiapkan untuk menggantikan beliau, bahkan Gurutta tak segan-segan meminta Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle dalam membina dan mengasuhnya.
 Beberapa tahun pengembangan-pengembagan dilakukan sebagai minat masyarakat dalam menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa, dan juga tanpa dipungkiri bahwa yang sangat berperan dalam pengembangan itu adalah para Alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa (IKA PPUW) hingga pada tahun 2007 sudah mengalami peningkatan kembali.
Dan pada tahun 2013 merupakan awal puncak dari membeludaknya minat masyarakat dalam menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa. Itu bisa dilihat dari jumlah sarana dan prasarana pondok yang sudah tidak mampu lagi menampung para santri untuk tinggal, namun dengan niat karena Allah SWT semata-mata untuk mengembangakan ajaran Islam, apapun resikonya semua santri yang mendaftar bisa diterima. Dan itu pada saat KH. Muh. Asri Kasman, Lc. Meneruskan tongkat pimpinan Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar